Saat saya sedang dekat laki-laki di masa kuliah dulu, saya selalu mengatakan pada mereka baik secara terang-terangan atau implisit bahwa saya tidak memasak. Berlindung di kata tidak memasak rasanya lebih aman daripada terus terang bahwa saya memang jarang mengunjungi dapur. Alasan seriusnya adalah saya 'trauma'. Saat kecil saya sering dibentak Ibu saat saya ke dapur. "Nanti gosong," atau "nanti gak mateng", atau "kamu apa bisa?" saya jadi minder masuk dapur. Dapur menjelma menjadi sebuah ruangan yang selalu menyisakan luka batin. Saya tidak masalah dengan perkataan orang tentang saya yang tidak bisa memasak, masak perempuan nggak bisa buat begini begitu, alias saya bodo amat. Jadi, saat saya dekat dengan laki-laki lalu ia mengharuskan calon istri atau pasangan yang 'memasak' untuknya, saya langsung berkata, "Sorry, I can't cook, what you say?" Kalau ia langsung 'swipe left' artinya memang ia bukan untuk saya. Sampai sa...
Tulisan dari Ibu rumah tangga yang bisa baca peta