Skip to main content

Fast respond? Perlu?



Pagi ini saya mengetik hashtag penjahit kebaya Blitar di Instagram, muncul banyak gambar. Saya coba catat beberapa nomor di akun. Kalau akun bisnis enak, tinggal klik CALL nanti muncul nomer. Dari lima akun, empat terkirim, satu akun centang satu. Isi pesannya sama, menanyakan berapa lama durasi jahit atasan kebaya. Tidak ada balasan.

Akhirnya saya ganti kata kunci, hastag penjahit kebaya Tulungagung. Muncul banyak gambar, saya klik satu. Muncul sebuah akun bisnis. Saya scroll, lah dilalah kok saya kenal. Berhubung saya tidak lagi menyimpan nomornya, saya klik CALL di akun bisnisnya. Saya kirim wa, menyebut saya adalah anu temennya anu yang dulu pernah jahitkan anu. Satu menit kemudian, teman saya langsung merespon. Karena saya pernah menjahitkan di dia sebelumnya, saya tahu kualitas jahitannya. Jadi saya langsung nanya apakah bisa jahit kebaya model ini dengan durasi waktu segini. Dia mantap jawab iya.

Setelah saya deal janjian dengan teman saya, empat akun wa yg saya kirimi pesan tadi membalas pesan saya (30-45 menit kemudian). Dua akun menjawab sesuai pertanyaan saya, "Dua minggu jadi". Satu akun menjawab, "seminggu jadi," dan satu akun malah balik bertanya, "ini siapa?"😱😌. Satu akun lainnya? Masih kekeh, centang satu.

Lalu saya bagaimana?
Meski sudah dijawab, saya memutuskan untuk menjatuhkan pilihan pada teman saya.

Kenapa?
Pertama, dia fast respon; sesuai dengan apa yang dia tulis di profil Instagram bisnisnya. Kedua, saya pernah memakai jasanya. Jadi tidak meraba-raba lagi soal kualitas. Ketiga, teman saya adalah contoh pebisnis yang dapat dipegang kata-katanya. Apa yang dia tawarkan di online sama dengan apa yang dia lakukan.

Lalu bagaimana dengan akun yang membalas "Ini siapa?"

Atau, akun yang tetap centang satu sampai sekarang?

Well, you know what I mean lah. 😌😌

*selamat pagi 🙃

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah kegelisahan di hari Selasa

Saya pernah mikir, apakah ada orang di dunia ini yang hidupnya selalu senang dan bahagia? Jika uang bisa membeli kebahagiaan, maka orang kaya pastinya menjadi kelas nomor satu dari populasi manusia bahagia dong ya harusnya? Tapi kenapa ada orang kaya tidak bahagia? apakah uangnya kurang banyak? Saya jadi ingat, suatu kali saudara datang mengunjungi rumah tempat tinggal saya setelah menikah. Memang untuk ukuran orang kabupaten rumah yang saya tinggali saat ini tergolong kecil, sangat kecil malah. Hanya ada dua kamar, satu ruangan kecil di bawah tangga yang saya fungsikan sebagai mushola dan sebuah ruang tamu kecil. Dapur? ada sekedarnya di sebuah teras. Sementara kamar mandi 'nebeng' dengan saudara ipar.  Dari sorot mata saudara kondisi saya memang 'menyedihkan'. Tapi mau bagaimana lagi? Hidup berumah tangga harus siap dengan konsekuensi apapun bukan? Saya pikir itu adalah resiko ketika saya memilih untuk tidak kembali ke rumah orang tua. Sebagai anak bungsu, orang tua s...

Berkunjung ke Kantor Google Indonesia

 Saya pertama kali berkunjung ke Kantor Google Indonesia pada bulan Juli 2019 lalu. Waktu itu sedang ada pelatihan jurnalistik di SINDOnews daerah Jakarta. Setelah acara selesai, saya dan satu orang teman saya memutuskan untuk main ke kantor Google Indonesia. Caranya bagaimana?

Pengalaman Memperpanjang SIM Online

Awalnya saya ingin memperpanjang SIM secara offline, tapi saya sudah berganti domisili, jadi saya belum familiar dengan satpas yang baru. Sambil mencari informasi satpas baru, saya baca ada aplikasi SIM Online saya tertarik untuk mencobanya, apalagi kondisi sedang hamil membuat saya tidak terlalu kuat untuk berada di tempat publik lama, jadi saya memutuskan untuk memperpanjang SIM secara online. Ada beberapa hal yang harus disiapkan saat ingin memperpanjang SIM online: 1. HP dengan baterai dan koneksi internet 2. Download aplikasi Digital Korlantas di Play store 3. Foto KTP 4. Foto SIM lama 5. Foto dengan background biru 6. Foto tanda tangan Pertama-tama, setelah download aplikasi Digital Korlantas , kita login dengan mengisi data yang dibutuhkan. Ada beberapa proses yang menginginkan kita untuk foto selfi dengan wajah yang terang tanpa kaca mata (jika memakai). Waktu itu saya sedang rebahan dan tidak memakai jilbab, jadi ada baiknya siapkan pakaian yang layak sebelum foto verifikasi. ...