Skip to main content

Alasan kenapa saya suka tinggal di Malang

Saya berfoto di depan alun-alun Tugu Malang

Di saat saya seusia sekolah, saya bermimpi untuk bisa sekolah ke luar kota, salah satunya adalah kota Malang. Apalagi kakak sepupu saya kuliah di sana. Waktu kelas tiga Aliyah, alumni datang ke sekolah menceritakan jurusan kuliah yang ada di perguruan tinggi di kota Malang, termasuk tawaran mereka untuk membantu saat kami masuk kuliah di sana kelak. Sebuah janji yang menyenangkan untuk anak sekolah kan?

Saya membayangkan akan tinggal di kota yang dingin dan menjadi mahasiswa dengan membawa buku kuliah, mirip ala adegan di serial FTV. Karena mimpi itu akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dengan mengambil jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) sebagai pilihan pertama, jurusan Geografi di pilihan kedua. Hasilnya saya lulus di pilihan kedua. Yay!

Saya menyiapkan segala hal, menyimpan mimpi ke sebuah kotak di dalam kepala. Rancangan tentang masa depan menjadi anak kuliah di kota Malang sudah berkeliaran di kepala. Sampai di hari dimana saya harus daftar ulang kuliah sebuah kenyataan pahit datang, Ibu tidak menyetujui pilihan saya. Mimpi di dalam kotak itu akhirnya terkunci rapat, entah dimana.

Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan saya memilih untuk mengalah dan mengikuti keinginan orang tua untuk kuliah di Tulungagung, sebuah kota yang dekat dengan rumah. Namun jauh dalam lubuk hati saya tetap ingin kuliah di Malang.

Sampai akhirnya, dua tahun setelah lulus kuliah di Tulungagung saya memutuskan untuk mengambil S2 di Malang (akhirnya Ibu saya menyetujui). Semua yang pernah saya bayangkan sebelumnya terwujud, saya sangat senang bukan kepalang. Namun, sekolah tidak bisa membuat saya tinggal selamanya di Malang. Akhirnya saya memutuskan untuk menikah dengan orang Malang: yah benar, saya ingin tinggal di sini.

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah kegelisahan di hari Selasa

Saya pernah mikir, apakah ada orang di dunia ini yang hidupnya selalu senang dan bahagia? Jika uang bisa membeli kebahagiaan, maka orang kaya pastinya menjadi kelas nomor satu dari populasi manusia bahagia dong ya harusnya? Tapi kenapa ada orang kaya tidak bahagia? apakah uangnya kurang banyak? Saya jadi ingat, suatu kali saudara datang mengunjungi rumah tempat tinggal saya setelah menikah. Memang untuk ukuran orang kabupaten rumah yang saya tinggali saat ini tergolong kecil, sangat kecil malah. Hanya ada dua kamar, satu ruangan kecil di bawah tangga yang saya fungsikan sebagai mushola dan sebuah ruang tamu kecil. Dapur? ada sekedarnya di sebuah teras. Sementara kamar mandi 'nebeng' dengan saudara ipar.  Dari sorot mata saudara kondisi saya memang 'menyedihkan'. Tapi mau bagaimana lagi? Hidup berumah tangga harus siap dengan konsekuensi apapun bukan? Saya pikir itu adalah resiko ketika saya memilih untuk tidak kembali ke rumah orang tua. Sebagai anak bungsu, orang tua s...

Berkunjung ke Kantor Google Indonesia

 Saya pertama kali berkunjung ke Kantor Google Indonesia pada bulan Juli 2019 lalu. Waktu itu sedang ada pelatihan jurnalistik di SINDOnews daerah Jakarta. Setelah acara selesai, saya dan satu orang teman saya memutuskan untuk main ke kantor Google Indonesia. Caranya bagaimana?

Pengalaman Memperpanjang SIM Online

Awalnya saya ingin memperpanjang SIM secara offline, tapi saya sudah berganti domisili, jadi saya belum familiar dengan satpas yang baru. Sambil mencari informasi satpas baru, saya baca ada aplikasi SIM Online saya tertarik untuk mencobanya, apalagi kondisi sedang hamil membuat saya tidak terlalu kuat untuk berada di tempat publik lama, jadi saya memutuskan untuk memperpanjang SIM secara online. Ada beberapa hal yang harus disiapkan saat ingin memperpanjang SIM online: 1. HP dengan baterai dan koneksi internet 2. Download aplikasi Digital Korlantas di Play store 3. Foto KTP 4. Foto SIM lama 5. Foto dengan background biru 6. Foto tanda tangan Pertama-tama, setelah download aplikasi Digital Korlantas , kita login dengan mengisi data yang dibutuhkan. Ada beberapa proses yang menginginkan kita untuk foto selfi dengan wajah yang terang tanpa kaca mata (jika memakai). Waktu itu saya sedang rebahan dan tidak memakai jilbab, jadi ada baiknya siapkan pakaian yang layak sebelum foto verifikasi. ...